ORARI Tetapkan Pedoman Baru “Communication in Rescue & Emergency (CORE)”

JAKARTA – Untuk perkuat komunikasi kebencanaan nasional, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) secara resmi menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Communication in Rescue and Emergency (CORE) ORARI melalui Keputusan Ketua Umum Nomor SKEP-063/ORPUS/KETUM/XI/2025. Keputusan ini menandai pembaruan total pedoman CORE yang sebelumnya menggunakan aturan lama dari tahun 2009.

Menurut keterangan resmi Biro Humas ORARI, penerbitan pedoman baru ini dilakukan sebagai respon terhadap perkembangan teknologi komunikasi darurat, dinamika organisasi, serta kebutuhan integrasi yang lebih kuat antara ORARI dan lembaga penanggulangan bencana nasional. CORE kini menjadi pilar utama ORARI dalam menjalankan fungsi sebagai Cadangan Nasional Komunikasi Radio.

Pedoman Baru, Struktur Baru, dan Standar Internasional

Dalam dokumen resmi tersebut, ORARI menegaskan bahwa CORE adalah program komunikasi penyelamatan dan keadaan darurat yang beroperasi di tingkat Lokal, Daerah, hingga Nasional. Pedoman ini disusun selaras dengan acuan internasional seperti:

  • IARU Region 3 Disaster Communication Guidelines
  • Rekomendasi ITU-R M.1042-3, M.1043-2, M.1044-2
  • Report ITU-R M.2085-1

Biro Humas ORARI menjelaskan bahwa pembaruan ini tidak hanya mempertegas struktur organisasi CORE, tetapi juga memperkuat interoperabilitas dengan lembaga seperti BNPB, BASARNAS, TNI, POLRI, serta kementerian terkait.

Tujuan Utama: Respons Darurat Lebih Cepat dan Terkoordinasi

Pedoman baru CORE ORARI menetapkan empat tujuan strategis:

  1. Meningkatkan kesiapsiagaan komunikasi radio dalam menghadapi bencana.
  2. Menghubungkan jaringan komunikasi amatir radio dengan pemerintah dan masyarakat.
  3. Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan di kalangan anggota ORARI.
  4. Meningkatkan kapasitas teknis dan operasional anggota sesuai standar internasional.

Dengan demikian, CORE diharapkan mampu menjadi penghubung komunikasi efektif ketika sistem telekomunikasi komersial terganggu.

Jaringan Frekuensi Darurat Mengacu pada IARU Region 3

Pedoman baru menetapkan penggunaan frekuensi darurat internasional sebagai berikut:

  • 7.110 MHz (HF)
  • 14.300 MHz (HF)
  • 21.360 MHz (HF)
  • 28.300 MHz (HF)
  • Frekuensi VHF/UHF khusus ORARI

Selama operasi darurat berlangsung, frekuensi ini tidak boleh dipakai untuk komunikasi umum. Struktur operasi menggunakan Net Control Station (NCS) dijalankan secara berjenjang: Lokal, Daerah (Regional), hingga Nasional.

Penguatan Kapasitas Anggota Melalui Sertifikasi CORE

Sesuai pedoman baru, ORARI menyelenggarakan pelatihan bertingkat:

  1. CORE Basic
  2. CORE Intermediate
  3. CORE Advanced

Pedoman Terbaru CORE ORARI Logo atau Tanda Kecakapan Khusus CORE
Peserta yang lulus memperoleh Sertifikat CORE Operator serta Tanda Kecakapan Khusus yang dikeluarkan ORARI Pusat. Materi pelatihan mengacu pada IARU Emergency Communication Guide.

Humas ORARI Pusat, Don Mery (YB1DNR) menambahkan bahwa peningkatan kapasitas ini penting mengingat intensitas bencana di Indonesia yang tinggi dan peran radio amatir yang sering menjadi komunikasi alternatif paling stabil di lapangan.

Metode Operasi: Dari Pra-Bencana hingga Pasca-Bencana

Pedoman CORE mengatur tiga fase utama:

  1. Pra-Bencana
  • Pelatihan
  • Simulasi
  • Pengecekan kesiapan peralatan
  1. Tanggap Darurat
  • Aktivasi Emergency Net
  • Pelaporan situasi real-time
  • Koordinasi lintas lembaga
  1. Pasca-Bencana
  • Penonaktifan jaringan
  • Evaluasi
  • Publikasi laporan kegiatan

Setiap komunikasi wajib memenuhi standar SOP, dengan tata cara atau prosedur komunikasi dan menggunakan call sign resmi, serta didokumentasikan dalam log sesuai standar IARU.

Penguatan Logistik dan Penghargaan Bagi Anggota Aktif

Setiap tingkatan CORE diwajibkan memiliki peralatan komunikasi portabel untuk penanganan bencana. Sumber dukungan logistik dapat berasal dari:

  1. Anggaran ORARI
  2. Donasi sukarela anggota
  3. Pemerintah
  4. Mitra lembaga yang tidak mengikat

Selain itu, ORARI juga memberikan penghargaan kepada anggota yang dinilai berprestasi dalam operasi kemanusiaan.

Komitmen Nasional ORARI dalam Kebencanaan

Biro Humas ORARI dalam keterangan resminya menegaskan bahwa pedoman ini menjadi fondasi operasional baru yang lebih komprehensif dan adaptif terhadap situasi kebencanaan modern.

“CORE ORARI kini hadir dengan format terbaru yang lebih terintegrasi, modern, dan sesuai standar internasional. Pedoman ini memperkuat kesiapan ORARI dalam memberikan dukungan komunikasi pada setiap operasi penyelamatan dan penanggulangan bencana di Indonesia,” ujar perwakilan Biro Humas ORARI.

Dengan diterbitkannya SK terbaru ini, ORARI berharap seluruh jajaran organisasi — dari Lokal, Daerah, hingga Pusat — dapat menerapkan pedoman CORE secara konsisten demi mendukung upaya kemanusiaan dan keselamatan masyarakat. (/2TFB)

Tinggalkan Balasan