Salatiga kembali mengukuhkan diri sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Kamis, 25 Desember 2025, Ribuan jemaat rayakan Natal bersama di Alun-alun Lapangan Pancasila Salatiga dan ini menjadi saksi dari momen bersejarah Ibadah Natal Bersama yang digelar oleh Badan Kerja Sama Gereja-Gereja Salatiga (BKGS). Tak hanya masyarakat lokal, acara ini juga menarik perhatian dari pejabat pusat, termasuk Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Wali Kota Salatiga Robby Hernawan, serta jajaran Forkopimda, yang turut hadir dalam perayaan Natal kali ini.

Acara ini semakin meriah dengan kehadiran Sinterklas yang ikut membagikan 2000 bingkisan Natal kepada anak-anak setelah ibadah. Dalam sambutannya, Gibran menyampaikan rasa bahagianya bisa hadir dalam acara tersebut untuk pertama kalinya. “Selamat Natal dan Tahun Baru! Salam hangat dari Bapak Presiden Prabowo. Semoga Natal ini membawa berkah bagi kita semua,” ucapnya dengan antusias.
Natal kali ini dipimpin oleh Pendeta Bambang Hengky dengan tema khotbah “KehadiranNya Memberikan Kegembiraan” berdasarkan Injil Lukas 2:10. Pesan yang disampaikan sangat relevan dengan konteks keberagaman Salatiga, mengajak semua umat untuk menebarkan sukacita, harapan, dan kasih dalam setiap langkah kehidupan.
Ribuan masyarakat Salatiga dan sekitarnya bahkan dari luar kota tampak antusias mengikuti ibadah sejak awal hingga akhir. Antusiasme ini nampak para jemaat yang hadir sejak pukul 02.00 dini hari.

Suasana yang penuh kegembiraan dan kebersamaan ini menjadikan Salatiga dalam 4ayakan Natal bersama tidak hanya sekadar kegiatan keagamaan, tetapi juga simbol persatuan dan semangat toleransi antar umat beragama. “Toleransi adalah kunci kita untuk hidup rukun. Saya harap semangat Natal kali ini tetap tinggal di hati kita dan tercermin dalam setiap tindakan kita,” ujar Wakil Wali Kota Nina Agustin.

Sementara itu salah satu jemaat yang hadir dari GKJ TU Salatiga, Kristrifranto Tapea merasa sangat terberkati dengan isi kotbah yang disampaikan oleh Bapak Pendeda. Ia merasakan bahwa tema Natal kali ini sangat mengena dihatinya bersama keluarga yang turut menghadiri perayaan tahunan ini
Dengan kegiatan ini, Salatiga kembali membuktikan diri sebagai contoh nyata bahwa keberagaman bisa dirayakan dengan penuh cinta dan hormat. Ini adalah rumah bersama yang tak hanya menyatukan umat Kristiani, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang perbedaan.(2TFB)
