Pergerakan Tanah Landa Brebes, Ratusan Rumah Rusak dan Ribuan Warga Mengungsi

BREBES, JAWA TENGAH – Bencana pergerakan tanah melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Kamis (17/4) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Bencana ini diduga kuat dipicu oleh hujan deras berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut, diperparah dengan kondisi kontur lereng yang curam mencapai 60 derajat.

Berdasarkan hasil kaji cepat yang dilakukan, titik awal longsor (mahkota longsor) teridentifikasi berada di Dukuh Krajan RT 05 RW 03. Material longsor bergerak ke arah barat laut, mengikuti aliran Kali Pedes, dan menyebabkan kerusakan parah pada permukiman warga yang berada di jalur pergerakan tanah.

Data terbaru yang dihimpun hingga Selasa (22/4) pukul 18.40 WIB menunjukkan dampak yang signifikan akibat bencana pergerakan tanah di Brebes ini. Sebanyak 114 unit rumah dilaporkan mengalami rusak berat, dan 3 tempat ibadah juga mengalami kerusakan.

Selain kerusakan bangunan, pergerakan tanah ini juga berdampak pada 508 jiwa penduduk. Dari jumlah tersebut, 455 jiwa terpaksa mengungsi di beberapa lokasi aman, sementara 53 jiwa lainnya terdampak langsung namun memilih untuk tetap bertahan di sekitar lokasi kejadian.

Rincian lokasi pengungsian dan jumlah pengungsi adalah sebagai berikut:

  • Pos Pengungsian Lapangan Futsal Gunung Poh: 291 jiwa
  • Rumah Saudara: 112 jiwaPondok: 1 jiwa
  • Keluar Daerah: 51 jiwa

Adapun rincian dampak kerusakan di tiap dukuh adalah sebagai berikut:

  1. Dukuh Krajan: 28 rumah rusak berat, 1 TK Aisyiyah rusak berat, 84 jiwa mengungsi.
  2. Dukuh Karanganyar: 3 rumah rusak berat, 14 jiwa mengungsi.Dukuh Babakan: 63 rumah rusak berat, 2 tempat ibadah rusak, 1 TPQ rusak, dan 300 jiwa mengungsi.
  3. Dukuh Cupang Bungur: 22 rumah rusak berat, 1 tempat ibadah rusak, dan 75 jiwa mengungsi.
  4. Dukuh Ares: 15 rumah terancam dan 63 jiwa terdampak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes bergerak cepat melakukan penanganan darurat. Bersama dengan unsur pemerintah desa, kecamatan, serta berbagai pihak terkait, BPBD telah melakukan kaji cepat, koordinasi lintas sektor, serta melaksanakan apel rutin pagi dan sore untuk memastikan penanganan berjalan efektif.

Upaya pendataan dan pendistribusian bantuan logistik kepada para pengungsi terus dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan relawan. Selain itu, perbaikan tenda pengungsian, pemasangan pallet dan terpal untuk meningkatkan kenyamanan pengungsi juga menjadi prioritas. Kegiatan trauma healing juga dilaksanakan untuk membantu memulihkan kondisi psikologis warga terdampak, terutama anak-anak.

Mengingat kondisi tanah yang masih labil dan potensi curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan pergerakan tanah untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Warga diminta untuk segera melaporkan apabila menemukan retakan tanah, mendengar suara gemuruh, atau melihat tanda-tanda pergerakan tanah lainnya.

BNPB juga menekankan pentingnya langkah mitigasi jangka panjang seperti penguatan vegetasi di area lereng dan pembangunan drainase yang tahan air. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana pergerakan tanah serupa di masa yang akan datang.

Sumber info: Badan Nasional Penanggulangan Bencana

 

Tinggalkan Balasan