Jakarta — Organisasi Amatir Radio Internasional Wilayah 3 (IARU Region 3) resmi mengumumkan aktivasi komunikasi darurat menyusul bencana banjir besar yang melanda Sri Lanka. Informasi tersebut disampaikan setelah Radio Society of Sri Lanka (RSSL) melaporkan situasi darurat dan memulai operasi komunikasi penanggulangan bencana.
Sebelumnya, IARU Region 3 telah mengumumkan penetapan sejumlah Emergency Communication Frequencies di wilayah Sumatera menyusul meningkatnya aktivitas komunikasi darurat di kawasan tersebut.
Banjir yang terjadi di Sri Lanka sejak akhir pekan lalu telah mengganggu aktivitas masyarakat di beberapa wilayah, termasuk Colombo, Gampaha, dan distrik-distrik di bagian tengah negara itu. Curah hujan ekstrem menyebabkan ribuan warga terdampak, puluhan ribu rumah terendam, serta jaringan komunikasi konvensional terganggu di berbagai lokasi.
7060 kHz Diaktifkan sebagai Frekuensi Kerja Darurat
RSSL menetapkan Frekuensi 7060 kHz sebagai frekuensi utama komunikasi darurat (EmCom) untuk mendukung koordinasi evakuasi, distribusi bantuan, serta pelaporan kondisi lapangan.

IARU Region 3 meminta seluruh anggota organisasi amatir radio dan operator di kawasan Asia-Pasifik untuk menjaga kebersihan spektrum di sekitar frekuensi tersebut. Langkah ini penting untuk memastikan lalu lintas komunikasi darurat tidak terganggu oleh transmisi non-esensial.
Seruan Kewaspadaan dan Dukungan dari Seluruh Negara di Region 3
Dalam pemberitahuannya, Presiden IARU Region 3 Wisnu Wijaya YB0AZ menegaskan bahwa seluruh organisasi amatir radio di wilayah ini diminta meningkatkan kewaspadaan dan siap memberikan dukungan teknis apabila diperlukan. IARU juga memastikan bahwa koordinasi lanjutan dengan RSSL sedang dilakukan.
Selain itu, dalam pesan susulan yang dikirimkan oleh Ken Yamamoto JA1CJP, Sekretaris IARU Region 3, disebutkan bahwa RSSL telah mengumumkan kesimpulan operasi komunikasi darurat pada pukul 0653Z, 2 Desember. Pengumuman ini menjadi tanda bahwa operasi utama EmCom sudah selesai, meskipun pemantauan tetap dilakukan untuk antisipasi potensi kejadian susulan.
Peran Penting Komunikasi Amatir Saat Bencana
Komunikasi amatir radio kerap menjadi tulang punggung ketika jaringan telekomunikasi komersial mengalami gangguan akibat bencana alam. Keandalan peralatan radio, jaringan operator amatir yang tersebar luas, serta protokol komunikasi darurat yang terstandar, menjadikan EmCom berperan penting dalam respons cepat.
Dalam konteks Sri Lanka, para operator RSSL dilaporkan melakukan pengiriman laporan situasional dari lokasi terisolasi, mendukung koordinasi tim SAR, serta menyampaikan informasi kebutuhan logistik mendesak.
IARU Region 3 menyatakan akan terus memberikan pembaruan terkait penanganan bencana di Sri Lanka, khususnya jika terjadi aktivasi ulang komunikasi darurat atau perubahan frekuensi kerja.
Sumber: Wisnu YB0AZ – Presiden, IARU Region 3


