Pegunungan Arfak, Papua Barat – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak sejak Jumat (16/5) siang hingga malam hari, menyebabkan banjir bandang yang menerjang kawasan tersebut. Luapan air dari hulu sungai menghantam permukiman sementara para pencari emas tradisional sekitar pukul 21.00 WIT.
Akibat kejadian tragis ini, satu orang warga bernama Harun Meidodga (22 tahun) ditemukan meninggal dunia. Sementara itu, 19 orang lainnya dilaporkan hilang dan saat ini masih dalam proses pencarian intensif oleh tim gabungan. Nama-nama korban hilang tersebut adalah: Pit Takaliumang (19), George Takaliumang (55), Yoce Takaliumang (40), Billi Takaliumang (50), Andre Mandage (20), Fence Mandage (41), Jhon (sekitar 40), Jun (sekitar 25), Olden Mote (sekitar 25), Reki Mote (sekitar 35), Jufri Sarenosa (sekitar 35), Melkianus Mandacan (30), Robertus Edison Nurak (sekitar 30), Oktovianus Petrus Alwandi (23), Laurensius Danilson (23), Yan Leo (26), Eleven Primus Elianus (29), Epen (sekitar 20), dan Erik (sekitar 25).
Selain korban meninggal dan hilang, empat orang lainnya mengalami luka-luka, yaitu Fretswan Unas (33), Juandi Takaliumang (22), Yeskiel Takaliumang (34), dan Karunyak Takaliumang (44). Para korban luka telah mendapatkan pertolongan awal dari masyarakat setempat sambil menunggu bantuan medis lebih lanjut. Beruntungnya, hingga saat ini tidak ada laporan mengenai kerusakan fisik bangunan maupun kerugian materiil yang signifikan, serta tidak ada warga yang mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pegunungan Arfak telah bergerak cepat melakukan pendataan menyeluruh terkait korban dan dampak bencana. Koordinasi intensif terus dilakukan dengan BPBD Provinsi Papua Barat dan berbagai pihak terkait untuk mempercepat proses pencarian korban hilang dan memastikan penanganan yang efektif di lapangan.
Proses pencarian terhadap 19 korban hilang masih terus berlangsung di tengah kendala minimnya jaringan komunikasi di lokasi kejadian, yang menyulitkan pelaporan situasi dan koordinasi langsung.
Menyikapi kejadian ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana, terutama di area lereng dan lokasi aktivitas tambang tradisional, untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan. Masyarakat diimbau untuk segera menjauhi lokasi berisiko saat hujan deras dan melaporkan potensi bahaya kepada pihak berwenang setempat. BNPB menekankan bahwa keselamatan jiwa adalah prioritas utama.
Sumber: BNPB