Satelit LAPAN Jadi Media Pembelajaran di Sekolah yang Terkendala Sinyal

Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN terus berupaya berkontribusi membangun Indonesia menjadi lebih baik. Satu lagi peran Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI (IO-86) karya anak bangsa, selain digunakan untuk komunikasi darurat dalam kebencanaan satelit ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran jarak jauh di daerah terpencil.

Satelit ini menjadi salah satu solusi bagi daerah terpencil yang kesulitan melakukan pembelajaran jarak jauh karena kendala ketersediaan jaringan atau sinyal. Bagaimana caranya? yaitu dengan menggunakan transmisi Slow-Scan Television atau SSTV. Metode ini sudah diujicoba dan dipraktikan oleh mahasiswa peserta program Kampus Mengajar di SDN 4 Kalisat Kidul, Kalibening, Banjarnegara pada Sabtu, 3 April 2021. Ujicoba ini hasil kerja sama LAPAN dan AMSAT-ID melalui Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI).

Salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Havid AdhitamaYD2CLX mengungkapkan SDN 4 Kalisat Kidul benar-benar terisolir dari sinyal komunikasi digital baik untuk akses internet maupun sekedar mengirim pesan singkat atau SMS.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena guru mesti pergi ke daerah lain melalui akses jalan yang sulit untuk mengambil Lembar Kerja ataupun bahan pembelajaran di kelas. Atas dasar itulah Havid dan rekan satu timnya, Faris, Ismi serta Dwi berinisiatif melakukan uji coba berkirim gambar melalui SSTV.

Havid menjelaskan, secara teknis cara kerja SSTV ini adalah mengubah gambar menjadi suara. Saat ujicoba, Stasiun Jakarta YD0NXX mengirim gambar yang diubah menjadi suara melalui aplikasi decoder SSTV. Kemudian suara tersebut dikirimkan ke Satelit IO-86 melalui radio di frekuensi uplink (145.880 MHz). Lalu Satelit IO-86 meneruskan suara tersebut hingga diterima Havid dkk dari frekuensi downlink (435.880 MHz) yang diubah kembali menjadi gambar melalui aplikasi decoder SSTV. Jarak yang dijangkau tidak hanya Jakarta-Banjarnegara saja, tetapi bisa mencakup Thailand, Filipina, India bahkan Australia karena cakupan atau footprint Satelit IO-86 cukup lebar.

Hasil Gambar SSTV RX

“Jadi saat ujicoba kemarin rekan-rekan amatir radio diseluruh Indonesia juga menerima gambar yang sama”. Dari hasil uji coba ini, banyak peserta kampus mengajar di daerah daerah lain yang ingin mencoba juga. Terlebih peralatan yang digunakan cukup sederhana yaitu antena moxon, HT (Handheld Transceiver), kabel audio dan handphone”, ujarnya saat dihubungi minggu 04 April 2021.

Havid berharapkegiatan ini dapat mengenalkan Satelite IO-86 beserta fungsinya kepada masyarakat dan rekan-rekannya di program Kampus Mengajar. Ia juga berharap ujicoba ini menjadi pemantik Pemerintah Daerah setempat untuk membenahi sarana telekomunikasi daerah terpencil.

Menanggapi ujicoba SSTV ini, Pusteksat siap memberi dukungan untuk program Kampus Mengajar sebagai salah satu wujud implementasi program Merdek Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dukungan yang diberikan terutama terkait pengenalan, bimbingan teknis serta pemanfaatan teknologi satelit.(\tfb)

Sumber: lapansat
Foto: HAVID ADHITAMA – YD2CLX

Tinggalkan Balasan